1. Pengertian
Inflasi,Revaluasi,Devisa umum, dan Valuta Asing.
a) Inflasi.
Inflasi adalah suatu keadaan perekonomian di suatu negara
dimana terjadi kecenderungan kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum
dalam waktu yang panjang (kontinu) disebabkan karena tidak seimbangnya arus
uang dan barang.
Kenaikan harga yang sifatnya sementara tidak termasuk dalam
inflasi, misalnya kenaikan harga-harga menjelang hari raya Idul Fitri. Pada
umumnya inflasi terjadi ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat lebih
banyak daripada yang dibutuhkan. Inflasi adalah gejala ekonomi yang tidak
mungkin dihilangkan secara tuntas.
b) Revaluasi.
Revaluasi adalah suatu kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah untuk meningkatkan nilai mata uang dalam negeri (Rupiah) terhadap
mata uang asing. Revaluasi terjadi karena adanya kebijakan pemerintah untuk
memperbaiki perekonomian. Dengan kata lain, ada intervensi yang dilakukan oleh
pemerintah untuk menjaga nilai mata uang dalam negeri tetap stabil.
c) Devisa Umum.
Devisa umum adalah transaksi jual beli suatu mata uang asing
terhadap IDR, atau terhadap mata uang lainnya, dalam bentuk devisa umum (non
tunai). Devisa umum adalah devisa yang berasal dari sumber lain (selain kredit)
seperti ekspor, penyelenggaraan jasa dan penerimaan bunga modal.
d) Valuta Asing.
Valuta asing merupakan mata uang yang diakui, digunakan,
dipakai, dan juga diterima sebagai alat pembayaran dalam perdagangan
internasional. Valuta asing yang banyak dipakai biasanya merupakan mata uang
suatu negara yang memiliki peranan ataupun kendali yang cukup besar dalam
sistem perekonomian di seluruh dunia. Di seluruh dunia sendiri, valuta asing
yang paling banyak digunakan adalah Dollar.
2. Apakah Inflasi
selalu merugikan.
Menurut Saya, Inflasi tidak selalu merugikan, inflasi
memiliki dampak positif dan negative
tergantung parah atau tidaknya. Karna inflasi dibagi menjadi 4 inflasi
yaitu inflasi ringan, sedang, berat dan hiperinflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai
pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu
meningkatkan pendapatan nasional dan mendorong orang untuk investasi. Sebaliknya,
dalam masa inflasi yang parah, yaitu ketika terjadi inflasi tak terkendali,
keadaan perekonomian menjadi kacau. Orang menjadi tidak bersemangat kerja.
Bagi orang yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat
merugikan . Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan
keuntungan, seperti misalnya pengusaha tidak dirugikan dengan adanya inflasi.
dan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
Jadi, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di
suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang
bersifat spekulatif , ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan
merosotnya tingkat kehidupan tapi bagaimana inflasi itu terjadi karna ada
beberapa tingkatan inflasinya.
Coba kita perhatikan, apa penyebab harga tanah ataupun
properti lainnya cenderung cepat naik nilainya hanya dalam jangka waktu 5
tahun?
Ya, jawabannya adalah inflasi. Dengan semakin menurunnya
nilai mata uang rupiah dan semakin tingginya kebutuhan tanah/properti maka hal
tersebut akan mempercepat naiknya harga aset tersebut. Demikian juga dengan
nilai emas. Bayangkan jika inflasi di negeri ini hanya sebesar satu persen atau
bahkan nol persen per tahun. Maka investasi Anda di bidang properti atau emas
tersebut akan sangat lambat dan tentu saja lebih beresiko.
3. Faktor – Faktor
yang mempengaruhi Investasi dalam perekonomian di suatu Negara.
1. Suku
Bunga
Suku bunga merupakan faktor yang sangat penting dalam
menarik investasi karena sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari
pinjaman bank. Jika suku bunga pinjaman turun maka akan mendorong investor
untuk meminjam modal dan dengan pinjaman modal tersebut maka ia akan melakukan
investasi.
2.
Pendapatan nasional per kapita untuk tingkat Negara
Pendapatan nasional per kapita dan PDRB per kapita merupakan
cermin dari daya beli masyarakat atau pasar. Makin tinggi daya beli masyarakat
suatu negara atau daerah (yang dicerminkan oleh pendapatan nasional per kapita
atau PDRB per kapita) maka akan makin menarik negara atau daerah tersebut untuk
berinvestasi.
3. Kondisi
sarana dan prasarana
Prasarana dan sarana pendukung tersebut meliputi sarana dan
prasarana transportasi, komunikasi, utilitas, pembuangan limbah dan lain-lain.
Sarana dan prasarana transportasi contohnya antara lain :
Jalan, terminal, pelabuhan, bandar udara dan lainlain.
Sarana dan prasrana telekomunikasi contohnya: jaringan telepon kabel maupun
nirkabel, jaringan internet, prasarana dan sarana pos. Sedangkan contoh dari
utilitas adalah tersedianya air bersih, listrik dan lain-lain.
4. Birokrasi
perijinan
Birokrasi perijinan merupakan faktor yang sangat penting
dalam mempengaruhi investasi karena birokrasi yang panjang memperbesar biaya
bagi investor. Birokrasi yang panjang akan memperbesar biaya bagi pengusaha karena
akan memperpanjang waktu berurusan dengan aparat. Padahal bagi pengusaha, waktu
adalah uang. Kemungkinan yang lain, birokrasi yang panjang membuka peluang
oknum aparat pemerintah untuk menarik suap dari para pengusaha dalam rangka
memperpendek birokrasi tersebut.
5. Kualitas
sumberdaya manusia
Manusia yang berkualitas akhir-akhir ini merupakan daya
tarik investasi yang cukup penting. Sebabnya adalah tekhnologi yang dipakai
oleh para pengusaha makin lama makin modern. Tekhnologi modern tersebut menuntut
ketrampilan lebih dari tenaga kerja.
6. Peraturan dan
undang-undang ketenagakerjaan
Peraturan undang-undang ketenagakerjaan ini antara lain
menyangkut peraturan tentang pemutusan hubungan kerja (PHK), Upah Minimum,
kontrak kerja dan lain-lain.
4. Pengertian
Kemiskinan dan Garis kemiskinan.
· Kemiskinan
Kemiskinan adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak mampu
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti pangan, sandang, tempat tinggal,
pendidikan, dan kesehatan yang layak. Secara kuantitatif, kemiskinan merupakan
suatu keadaan dimana taraf hidup manusia serba kekurangan atau “tidak memiliki
harta beda. Sedangkan secara kualitati, pengertian kemiskinan adalah keadaan
hidup manusia yang tidak layak.
· Garis
Kemiskinan.
Garis kemiskinan atau batas kemiskinan adalah tingkat
minimum pendapatan yang dianggap perlu dipenuhi untuk memperoleh standar hidup
yang mencukupi di suatu negara. Dalam praktiknya, pemahaman resmi atau umum
masyarakat mengenai garis kemiskinan (dan juga definisi kemiskinan) lebih
tinggi di negara maju daripada di negara berkembang. Hampir setiap masyarakat
memiliki rakyat yang hidup dalam kemiskinan. Garis kemiskinan berguna sebagai
perangkat ekonomi yang dapat digunakan untuk mengukur rakyat miskin dan mempertimbangkan
pembaharuan sosio-ekonomi, misalnya seperti program peningkatan kesejahteraan
dan asuransi pengangguran untuk menanggulangi kemiskinan.
5. Penyebab dan
Dampak Kemiskinan di Indonesia.
· Penyebab
kemiskinan.
1. Laju Pertumbuhan Penduduk
Angka kelahiran yang tinggi akan mengakibatkan laju
pertumbuhan penduduk suatu negara menjadi besar. Bila laju pertumbuhan ini
tidak sebanding dengan pertumbuhan ekonomi, maka hal ini akan mengakibatkan
angka kemiskinan akan semakin meningkat di suatu negara.
2. Angka Pengangguran Tinggi
Lapangan kerja yang terbatas menyebabkan angka pengangguran
di suatu negara menjadi tinggi. Semakin banyak pengangguran maka angka
kemiskinan juga akan meningkat. Peningkatan angka pengangguran juga dapat
menimbulkan masalah lain yang meresahkan masyarakat. Misalnya munculnya pelaku
tindak kejahatan, pengemis, dan lain-lain.
3. Tingkat Pendidikan yang Rendah
Masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah cenderung tidak
memiliki keterampilan, wawasan, dan pengetahuan yang memadai. Sehingga mereka
tidak bisa bersaing dengan masyarakat yang berpendidikan tinggi di dunia kerja
maupun dunia usaha. Hal ini kemudian membuat angka pengangguran dan kemiskinan
menjadi bertambah.
4. Bencana Alam
Bencana alam merupakan faktor penyebab kemiskinan yang tidak
dapat dicegah karena berasal dari alam. Bencana alam seperti tsunami, banjir,
tanah longsor, dan lain-lain, akan menimbulkan kerusakan pada infrastruktur
maupun psikologis. Peristiwa bencana alam yang besar dapat mengakibatkan
masyarakat mengalami kemiskinan karena kehilangan harta.
5. Distribusi yang Tidak Merata
Ketidaksamaan pola kepemilikian sumber daya akan menimbulkan
ketimpangan dalam distribusi pendapatan. Pada umumnya, masyarakat yang hanya
memiliki sumber daya terbatas dan berkualitas rendah berada di bawah garis
kemiskinan.
· Dampak
kemiskinan.
1. Kriminalitas
Meningkat
Kemiskinan seringkali dikaitkan dengan kriminalitas. Bukan
tanpa sebab, karena masyarakat miskin cenderung melakukan apa saja untuk
memenuhi kebuhtuhan hidup mereka, termasuk melakukan kriminalitas. Beberapa
bentuk kriminalitas tersebut yaitu pencurian, perampokan, begal, penipuan, bahkan
pembunuhan.
2. Angka Kematian yang Tinggi
Masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan umumnya
tidak mendapatkan akses kesehatan yang memadai. Hal ini menyebabkan tingginya
angka kematian pada masyarakat miskin. Selain itu, gizi yang buruk juga merupakan
masalah yang sering terjadi pada masyarakat miskin. Asupan gizi yang kurang
menyebabkan kesehatan dan perkembangan fisik masyarakat miskin sangat buruk.
3. Akses Pendidikan Tertutup
Biaya pendidikan yang cukup tinggi mengakibatkan masyarakat
miskin tidak dapat menjangkau dunia pendidikan. Hal ini semakin memperburuk
situasi masyarakat yang kekurangan karena kurangnya pendidikan membuat mereka
tidak bisa bersaing dan tidak bisa bangkit dari keterpurukan.
4. Pengangguran Semakin Banyak
Masyarakat miskin yang tidak mendapatkan akses pendidikan
akan sulit bersaing di dunia kerja maupun usaha. Hal ini kemudian akan
menyebabkan pengangguran semakin meningkat.
5. Munculnya Konflik di Masyarakat
Rasa kecewa dan ketidakpuasan masyarakat miskin biasanya dilampiaskan
dengan berbagai tindakan anarkis. Bahkan seringkali konflik bernuansa SARA
timbul di masyarakat sebagai cara pelampiasan kekecewaan masyarakat miskin.
Sumber :